RSS

Jumat, 29 Oktober 2010

SIAPAKAH YANG DISEBUT "AHLUL-BAIT"?



Ahlul Bait adalah orang-orang yang mendapat keistimewaan dan keutamaan serta kedudukan tinggi dari Allah SWT. Dimana Allah telah membersihkan dosa-dosa mereka serta mensucikan mereka sesuci-sucinya.
Allah berfirman :
  انما يريد الله ليذهب عنكم الرجس اهل البيت ويطهركم تطهيرا

( الاحزاب ؛ ٣٣ )

“ Sesungguhnya Allah hendak menghapus segala noda dan kotoran (dosa) dari kalian Ahlul Bait dan hendak mensucikan kalian sesuci-sucinya”
(Al-Ahzab-33)
 
Kemudian para ulama sepakat bahwa Ahlul Kisa’, selain Rasulullah SAW yaitu Imam Ali, Siti Fatimah, Imam Hasan dan Imam Husin adalah termasuk Ahlul Bait. Dimana saat itu Rasulullah bersabda:
    اللهم هؤلاء اهل بيتى

“ Yaa Allah mereka adalah Ahlul Baitku”.

Sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Turmudzi dari Ummi Salamah, bahwa setelah turun Ayatuttathir, Rasulullah menutup kain Kisa’nya (sorbannya) diatas Ali, Fatimah, Hasan dan Husin, seraya berkata :

    اللهم هؤلاء اهل بيتى فاذهب عنهم الرجس وطهرهم تطهيرا

 ( رواه مسلم والترمذى واحمد والحاكم )

 “ Ya Allah, mereka adalah Ahlul Baitku, maka hapuskanlah dari mereka dosa dan sucikan mereka sesuci-sucinya”.
(HR. Muslim, Turmudzi, Ahmad dll )


Sebuah hadist yang terkenal, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab sahihnya, dari Zeid bin Arqom sebagai berikut : “Pada suatu hari Rasulullah berkhotbah di satu tempat yang ada sumber airnya yang dikenal dengan nama Khumman yang terletak antara kota Mekkah dan Madinah. Setelah beliau bertahmid dan memuji Allah serta memberikan wejangan beliaupun bersabda :
 

   اما بعد :الا ايها الناس ، انما انا بشر يوشك ان يأتى رسول ربى فأجيب وانا تارك 
    فيكم  ثقلين ،اولها كتاب الله فيه الهدى والنور، فخذوا بكتاب الله واستمسكوا، فحث
  على كتاب الله ورغب فيه,ثم قال: واهل  بيتى ، اذكركم الله فى اهل بيتى, اذكركم الله
   فى اهل بيتى ،اذكركم الله فى اهل بيتى , فقال له حصين : ومن اهل بيته يازيد ؟
  اليس نساؤه من اهل بيته ؟ قال نساؤه من اهل بيته ،ولكن اهل بيته من حرم الصدقة
   بعده ،قال : ومن هم ؟ قال :هم ال على وال عقيل وال جعفر وال عباس .
   قال : كل هؤلاء حرم الصدقة ؟ قال : نعم.
( رواه مسلم واحمد والحاكم والدارمى وابن حبان والبزاروالطبرانى )


Amma ba’du : “ Hai orang-orang sesungguhnya aku adalah manusia, aku merasa akan datang utusan Tuhanku dan aku menyambutnya, aku meninggalkan pada kalian dua bekal (pegangan), yang pertama Kitabullah (Al-Qur’an), didalamnya terdapat petunjuk dan cahaya,. Ambillah (terimalah) Kitabullah dan berpegang-teguhlah padanya. “Setelah Rasulullah menekankan Kitabullah, kemudian berkata lebih lanjut. Dan Ahlul Baitku, kuingatkan kalian kepada Allah mengenai Ahlu Baitku, kuingatkan kalian kepada Allah mengenai Ahli Baitku, kuingatkan kalian kepada Allah mengenai Ahli Baitku”.

Kemudian sahabat Khushoin bertanya : “ Siapa saja Ahlul Baitnya hai Zaid ? Apakah istri-istrinya termasuk juga Ahlul Bait?, maka dijawab, “istri-istrinya juga termasuk Ahlul Bait. Ahlu Baitnya adalah mereka yang diharamkan menerima shodaqoh”.
Lalu Khusoin bertanya lagi : “ Siapa saja mereka ?” Lalu dijawab: “Mereka itu keluarga Ali, keluarga Agil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas.” Penanya bertanya lagi : “Semua itu diharamkan menerima shodaqoh ?” Dijawab : “Ya”.

H Muslim, Ahmad, Al Hakim, Ad Darini, Ibnu Hibban,
Al Bazzar dan At Thobaroni )

Dengan dasar hadist tersebut, para ulama berpendapat bahwa istri-istri Rasulullah juga termasuk Ahlul Bait. Hal tersebut juga dikuatkan, bahwa ayat tathir itu merupakan sambungan dari ayat-ayat yang diturunkan atau ditujukan kepada istri-istri Rasulullah SAW.
Kemudian diakhir hadist tersebut juga menerangkan bahwa yang dimaksud dengan Ahlul Bait adalah mereka yang diharamkan menerima shodaqoh. Mereka adalah keluarga Ali, keluarga Agil, keluarga Ja’far dan keluarga Abbas. Hal tersebut juga dikuatkan oleh hadist yang lain, dimana Rasulullah bersabda:
 
  انا ال محمد لا تحل لنا الصدقة    
( رواه البخارى )


“ Kami keluarga Muhammad, tidak dihalalkan bagi kami pemberian shodaqoh”.

HR. Bukhori )


Disamping hadist-hadist diatas, sebagian ulama mengajukan argumentasi bahwa yang dimaksud dengan “Keluarga Muhammad“ itu adalah istri-istrinya dan keturunannya. Dalil mereka adalah penjelasan Rasulullah SAW, ketika beliau ditanya, “Bagaimana kami membacasholawat kepadamu ?” maka nabi bersabda :

            
   قولو   اللهم صل على محمد وعلى ازواجه وذريته ،كما صليت على ابراهيم   
  وعلى ال ابراهيم ، وبارك على محمد وعلى ازواجه وذريته ،
  كما باركت على ابراهيم وعلى ال ابراهيم ،
                                           ( متفق عليه )


Katakanlah : Yaa Allah, sampaikan salam sejahtera kepada Muhammad dan kepada istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana Engkau memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Dan berkatilah Muhammad dan istri-istrinya serta keturunannya, sebagaimana Engkau memberikan berkah kepada Ibrahim dan keluarga Ibrahim. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Agung.

Dalam hadist ini, Rasulullah SAW tidak menyebut “Keluarganya” dengan kata “Aali Muhammad” tapi menggantikannya (menjabarkannya) dengan kata “Istri-istrinya dan keturunannya”.

BIOGRAFI AL IMAM ALWI BIN AL IMAM AL QUTB ABDURRAHMAN ASSEGAFF

Sekilas Mengenai Keluarga Al Imam Alwi bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Assegaff
Susun galur nasabnya adalah seperti berikut:
As Syech Al Imam Alwi bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Asseggaff bin Muhammad Mauladawilah bin Ali bin Alwi Al Qhuyyur bin Muhammad Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi' Qasam.......Rasulullah Muhammad SAW.
As Syech Al Imam Alwi Asseggaff adalah generasi ke 23 dari Rasulullah Muhammad S.A.W. Al Imam Alwi bin Al Imam Al Qutb Abdurrahman Assegaf, wafat di Tarim tahun 826 H mempunyai 3 orang putra yaitu:
  1. Ali, mempunyai 3 orang putra yaitu:
  • Muhammad, terputus.
  • Abdullah, mempunyai 4 orang putra kemudian semuanya terputus.
  • Abdurrahman Al A'yan, mempunyai seorang putra dan terputus.
  1. Abdurrahman, mempunyai 5 orang putra yaitu:
  • Salim, mempunyai seorang putra yakni Abdurrahman kemudian terputus.
  • Hasan, terputus.
  • Muhammad, terputus.
  • Alwi, terputus.
  • Umar, mempunyai 3 orang anak yaitu:
  1. Abdurrahman, terputus.
  2. Muhammad, terputus.
  3. Hasan, mempunyai seorang anak yakni Umar, keturunannya ada di Ethiopia.
  1. Ahmad Shohib Maryamah, wafat di Tarim 829 H, dari sinilah keturunan ini berkembang sangat besar, mempunyai 5orang anak yaitu:
  • Umar Al Maknun, mempunyai 4 orang putra:
  1. Hasan, terputus.
  2. Ali, terputus.
  3. Abdurrahman, terputus.
  4. Ahmad Al Maknun, keturunannya tercatat hingga generasi ke 10.
  • Ibrahim, terputus.
  • Muhammad, terputus.
  • Syech, terputus pada generasi ke 2.
  • Alwi, wafat di Tarim, dari sinilah keturunan Ahmad Shohib Maryamah berkembang menjadi beberapa furu'.
Al Habib Alwi bin Ahmad Shohib Maryamah ini mempunyai 2 orang putra yaitu:
  1. Ali, mempunyai 3 orang putra yaitu:
  • Syech, terputus.
  • Alwi, terputus.
  • Abdurrahman, mempunyai 4 orang putra yaitu:
  1. Alwi, terputus.
  2. Syahabudin, terputus.
  3. Umar
  4. Muhammad, mempunyai 2 orang putra yakni:
  • Syech, dari sinilah muncul furu' Asseggaf Maula Al Qaisiah, furu' ini dimulai dari Al Habib Muhammad (Maula Qaisiah) binAbdurrahman bin Muhammad bin Syech. Sejarah mencatat dari keturunan ini menjadi menantu Sultan Machmud Badaruddin II bin Sultan Muhammad Baha'uddin, Sultan Palembang Darussalam (1803-1821) M. beliau adalah Syarief Umar bin Muhammad (Maula Qaisiah) bin AbdurrahmanSyarief Umar dan anaknya Syarief Abdullah bersama-sama dengan Sultan Machmud Badaruddin pada tanggal 3 Juli 1821 dibuang Pemerintahan Belanda dengan naik kapal Fregar Dageraa, berangkat ke Betawi tanggal 6 Juli 1821, sampai di Betawi 28 Juli 1821. Setelah itu perjalanan di teruskan, pada Maret 1822, Sultan dan Syarief Umar Assegaf di asingkan di Ternate. Karena Belanda takut akan pengaruh Sultan Badaruddin di Ternate maka Sultan di kembalikan ke Palembang sedangkan Syarief Umar tetap di Ternate dan wafat disana. Sementara Syarief Abdullah bin Umar Assegaff di buang ke Tondano. Keturunannya hingga saat ini banyak disana dan ada sebagian hijrah ke Jakarta. Sementara itu saudara Syarief Umar yaitu Abdurrahman juga masuk ke Ternate, keturunannya ada di Ternate, Solo, Jakarta dan Semarang.
  • Abdullah Al Mu'allim, keturunannya ada di Semarang, Seiwun, Magelang, Tegineneng (Lampung) dan Jakarta
  1. Abdurrahman, mempunyai 4 orang putra yaitu:
  • Ibrahim, wafat 975 H terputus.
  • Syech, keturunannya ada di Hauthah, Zubaidi dan Maryamah.
  • Alwi, keturunannya ada di Madinah, Singapura, India, Banjarmasin, Surabaya, Pasuruan dan Jakarta.
  • Ahmad Syarief, wafat 998 H, mempunyai 2 orang putra yaitu:
  1. Muhammad
  2. Abdurrahman, mempunyai anak Ahmad dan Al Habib Ahmad mempunyai 5 orang anak yaitu:
  • Abdullah, diantara keturunan dari garis ini yang termasyhur di bidang nasab adalah Al Habib Ali bin Ja'far b Syech Assegaffyang dari karya beliau yang menjadi rujukan utama bagi ilmu nasab hingga saat ini. Keturunannya tersebar di Seiwun, Singapura, Pasuruan, Betawi, Sukabumi dan Jakarta.
  • Syech, terputus.
  • Idrus, terputus.
  • Muhammad, terputus.
  • Abdurrahman, keturunannya tersebar di Seiwun, Semarang, Gresik, Pekalongan, Cirebon, Banjarmasin dan Pasuruan.

BIOGRAFI AL-IMAM ALI ZAINAL ABIDIN RA

Beliau adalah Al-Imam Ali Zainal Abidin bin Hussein bin Ali bin Abi Thalib (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau dijuluki dengan julukan Abal Hasan atau Abal Husain. Beliau juga dijuluki dengan As-Sajjad (orang yang ahli sujud).
Beliau adalah seorang yang ahli ibadah dan panutan penghambaan dan ketaatan kepada Allah. Beliau meninggalkan segala sesuatu kecuali Tuhannya dan berpaling dari yang selain-Nya, serta yang selalu menghadap-Nya. Hati dan anggota tubuhnya diliputi ketenangan karena ketinggian makrifahnya kepada Allah, rasa hormatnya dan rasa takutnya kepada-Nya. Itulah sifat-sifat beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin.
Beliau dilahirkan di kota Madinah pada tahun 33 H, atau dalam riwayat lain ada yang mengatakan 38 H. Beliau adalah termasuk generasi tabi'in. Beliau juga seorang imam agung. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ayahnya (Al-Imam Husain), pamannya Al-Imam Hasan, Jabir, Ibnu Abbas, Al-Musawwir bin Makhromah, Abu Hurairah, Shofiyyah, Aisyah, Ummu Kultsum, serta para ummahatul mukminin/isteri-isteri Nabi SAW (semoga Allah meridhoi mereka semua). Beliau, Al-Imam Ali Zainal Abidin, mewarisi sifat-sifat ayahnya (semoga Allah meridhoi keduanya) di didalam ilmu, zuhud dan ibadah, serta mengumpulkan keagungan sifatnya pada dirinya di dalam setiap sesuatu.
Berkata Yahya Al-Anshari, "Dia (Al-Imam Ali) adalah paling mulianya Bani Hasyim yang pernah saya lihat." Berkata Zuhri, "Saya tidak pernah menjumpai di kota Madinah orang yang lebih mulia dari beliau." Hammad berkata, "Beliau adalah paling mulianya Bani Hasyim yang saya jumpai terakhir di kota Madinah." Abubakar bin Abi Syaibah berkata, "Sanad yang paling dapat dipercaya adalah yang berasal dari Az-Zuhri dari Ali dari Al-Husain dari ayahnya dari Ali bin Abi Thalib."
Kelahiran beliau dan Az-Zuhri terjadi pada hari yang sama. Sebelum kelahirannya, Nabi SAW sudah menyebutkannya. Beliau shalat 1000 rakaat setiap hari dan malamnya. Beliau jika berwudhu, pucat wajahnya. Ketika ditanya kenapa demikian, beliau menjawab, "Tahukah engkau kepada siapa aku akan menghadap?." Beliau tidak suka seseorang membantunya untuk mengucurkan air ketika berwudhu. Beliau tidak pernah meninggalkan qiyamul lail, baik dalam keadaan di rumah ataupun bepergian. Beliau memuji Abubakar, Umar dan Utsman (semoga Allah meridhoi mereka semua). Ketika berhaji dan terdengar kalimat, "Labbaikallah...," beliau pingsan.
Suatu saat ketika beliau baru saja keluar dari masjid, seorang laki-laki menemuinya dan mencacinya dengan sedemikian kerasnya. Spontan orang-orang di sekitarnya, baik budak-budak dan tuan-tuannya, bersegera ingin menghakimi orang tersebut, akan tetapi beliau mencegahnya. Beliau hanya berkata, "Tunggulah sebentar orang laki-laki ini." Sesudah itu beliau menghampirinya dan berkata kepadanya, "Apa yang engkau tidak ketahui dari diriku lebih banyak lagi. Apakah engkau butuh sesuatu sehingga saya dapat membantumu?." Orang laki-laki itu merasa malu. Beliau lalu memberinya 1000 dirham. Maka berkata laki-laki itu, "Saya bersaksi bahwa engkau adalah benar-benar cucu Rasulullah."
Beliau berkata, "Kami ini ahlul bait, jika sudah memberi, pantang untuk menginginkan balasannya." Beliau sempat hidup bersama kakeknya, Al-Imam Ali bin Abi Thalib, selama 2 tahun, bersama pamannya, Al-Imam Hasan, 10 tahun, dan bersama ayahnya, Al-Imam Husain, 11 tahun (semoga Allah meridhoi mereka semua).
Beliau setiap malamnya memangkul sendiri sekarung makanan diatas punggungnya dan menyedekahkan kepada para fakir miskin di kota Madinah. Beliau berkata, "Sesungguhnya sedekah yang sembunyi-sembunyi itu dapat memadamkan murka Tuhan." Muhammad bin Ishaq berkata, "Sebagian dari orang-orang Madinah, mereka hidup tanpa mengetahui dari mana asalnya penghidupan mereka. Pada saat Ali bin Al-Husain wafat, mereka tak lagi mendapatkan penghidupan itu."
Beliau jika meminjamkan uang, tak pernah meminta kembali uangnya. Beliau jika meminjamkan pakaian, tak pernah meminta kembali pakaiannya. Beliau jika sudah berjanji, tak mau makan dan minum, sampai beliau dapat memenuhi janjinya. Ketika beliau berhaji atau berperang mengendarai tunggangannya, beliau tak pernah memukul tunggangannya itu. Manaqib dan keutamaan-keutamaan beliau tak dapat dihitung, selalu dikenal dan dikenang, hanya saja kami meringkasnya disini. Beliau meninggal di kota Madinah pada tanggal 18 Muharrom 94 H, dan disemayamkan di pekuburan Baqi', dekat makam dari pamannya, Al-Imam Hasan, yang disemayamkan di qubah Al-Abbas. Beliau wafat dengan meninggalkan 11 orang putra dan 4 orang putri. Adapun warisan yang ditinggalkannya kepada mereka adalah ilmu, kezuhudan dan ibadah.
Radhiyallohu anhu wa ardhah...
[Disarikan dari Syarh Al-Ainiyyah, Nadzm Sayyidina Al-Habib Al-Qutub Abdullah bin Alwi Alhaddad Ba'alawy, karya Al-Allamah Al-Habib Ahmad bin Zain Alhabsyi Ba'alawy]

BIOGRAFI AL IMAM AS SYECH ABUBAKAR AL JUFRIE

Sekilas Mengenai Keturunan Al Imam As Syech Abubakar Al Jufrie
Silsilah lengkapnya adalah seperti berikut:
Al Imam As Syech Abubakar Al Jufrie bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad As Syahid bin Muhammad Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shohib Marbat....... Muhammad S.A.W.
Al Imam As Syech Abubakar Al Jufrie adalah generasi ke 23 dari Rasulullah Muhammad S.A.W. Ibunda beliau adalah Syarifah Maryam binti Al Imam Al Qutb As Syech Abdurrahman Assegaff bin Muhammad Mauladawilah.
Al Imam As Syech Abubakar Al Jufrie ini mempunyai 5 orang putra yaitu:
  1. As Syech Ahmad, berputra 4 orang yaitu:
  • Abubakar, berputra 4 dan terputus.
  • Ibrahim, terputus.
  • Abdullah, terputus.
  • Muhammad Kuraikharah, berputra 2 yaitu:
  1. Abdullah, keturunannya terputus pada generasi ke 2.
  2. Ahmad Al Kaff, wafat 911 (selanjutnya akan dibahas tersendiri).
  1. Muhammad, terputus.
  2. Abdullah, berputra Muhammad dan terputus.
  3. Umar Al Jufrie, berputra Ibrahim, keturunannya dalam jumlah kecil ada di Hijr dan Hudaidah.
  4. As Syech Alwi Al KhawashAs Syech Alwi Al Khawash berputra 6 yaitu:
  1. Abubakar, terputus.
  2. Umar, wafat waktu kecil.
  3. Muhammad, wafat mendahului ayahnya, berputra Aqil dan terputus.
  4. Ahmad, berputra 2 dan keturunannya terputus pada generasi ke 2.
  5. Abdurrahman berputra 2 yaitu:
  • Muhammad, terputus.
  • Abdullah, keturunannya tersebar di Khuraibah, India, Jeddah, Wadi Amed, San'ah, Bondowoso. Dari keluarga ini ada yang kita kenal dengan julukan Al Bashadiq Al Jufri keturunannya ada di Jawa.
  1. Abdullah At Tarissi, berputra 3 orang yaitu:
  1. Abdurrahman, berputra AbubakarAbubakar ini berputra 3 orang yaitu:
  • Sa'id, keturunannya tersebar di Tarim, Wadi Amed, Bondowoso, Sepanjang dan Qasam.
  • Ahmad, keturunannya terputus pada generasi ke 3.
  • Muhammad, keturunannya tersebar di Dzofar (Oman), Tarim, Surabaya, Gresik, Siak, Haiderabat (India), Jambi, Aceh, Kalikut, Malabar dan Jakarta.
  1. Alwi, berputra 2 yaitu:
  • Abdullah Jufran, keturunannya tersebar di Teris, Batu Pahat, Johor, Bogor, Purwakarta, Seiwun, Surabaya, Gresik, India, Sumbawa, Tuban, Haiderabat dan Syam.
  • Syeikhan, tersebar di Surabaya, Kedah, Tarim, Singapura, Gujarat, Du'an, Rihab, India, Cirebon, Sumenep, Pekalongan, Magelang, Seiwun, Jakarta, Palu, Makkah, Madinah, Lumajang, Bondowoso, Situbondo, Banyuwangi, Semarang, Jakarta dan Tegal. Dari keluarga ini muncul keluarga As Shofie Al Jufri dan Al Bahar Al Jufrie yang tersebar di Bugis/Makasar, Pahang, Batu Pahat (Malaysia), Sukabumi dan Jakarta.
  1. Muhammad, berputra 6 orang yaitu:
  • Ali, keturunnnya ada di India, Syihr,dan Madinah.
  • Syech, terputus.
  • Ahmad, berputra Muhammad dan terputus.
  • Abdullah, keturunannya di Rida dan Hijr.
  • Abubakar, keturunannya di Teris, Dzofar (Oman).
  • Abdurrahman Maula Arsyeh, wafat di Tarim 1037 H, dan dari sinilah keturunan Al Jufrie berkembang sangat banyak sekali. As Syech Al Imam Abdurrahman Maula Arsyeh ini berputra 7 yaitu:
  1. Abubakar, keturunannya tersebar di Seiwun, Makkah, Malabar, Semarang, Gresik, Solo, Surabaya, Jombang, Sumbawa, Pekalongan, Semarang.
  2. Al Hadi, keturunannya tersebar di Delhi, Cirebon, Singapura, Semarang, Tuban, Gorontalo, Kaliwungu, Pekalongan, Makasar dan Jakarta.
  3. Umar, keturunannya dalam jumlah sangat sedikit tersebar di Rubat, Rohiya dan Da'uan.
  4. Muhammad, keturunannya ada di Rubat, Makkah, Darfur (India), Haiderabad, dan Jakarta.
  5. As Shadieq, keturunannya tersebar di Malabar, Teris, Jakarta, Serang (Banten), Gorontalo, Da'uan, Aceh, Bali, bogor, Sumenep, Surabaya dan Jambi.
  6. Alwi, keturunannya tersebar di Saqthara, Ya'syam dan Ardhul Awaliq.
  7. Abdullah, keturunannya tersebardi Da'uan, Haiderabat (India), Cirebon, Pekalongan, Makkah, Surabaya, Jakarta, Tuban, Teris, Aceh, Sumenep, Lumajang, Malang, Solo, Bojonegoro, Madinah, Bulungan (Kaltim), Jogjakarta, Jombang, Johor Baru dan Singapura.

BIOGRAFI AL QUTBAN AL AHMAD ASSAKRAN ASSEGAFF

Sekilas Mengenai Keluarga Al Qutban Al Ahmad Assakran Assegaff
Susun galur nasabnya adalah seperti berikut:
As Syech Al Imam Umar Al Qutban bin Ahmad bin Aqiel bin Ahmad bin Abubakar Assakran bin Abdurrahman Asseggaff bin Muhammad Mauladawilah bin Ali bin Alwi Al Qhuyyur bin Muhammad Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholiqul Qasam....hingga Ke Rasulullah SAW.
As Syech Al Imam Umar Al Qutban ini adalah generasi ke 27 dari Rasulullah Muhammad S.A.W.
As Syech Al Imam Umar Al Qutban ini wafat di India tahun 994 H, berputra 7 orang yaitu:
  1. Ahmad, wafat tahun 1005 H, berputra 2 orang lalu terputus.
  2. Husin
  3. Hasan
  4. Ja'far
  5. Aqiel
  6. Ali
  7. Abdullah, berputra 5 orang yaitu:
  1. Aqiel, terputus pada generasi ke 2.
  2. Alwi, terputus.
  3. Muhammad, terputus pada generasi ke 2.
  4. Syech, keturunannya ada di Syihr dan Gheil Yaman.
  5. Ali, dari sinilah keturunan Al Qutban berkembang.
Al Habib Ali ini berputra 4 orang yaitu:
  1. Hasan
  2. Ahmad
  3. Al Muhdhor, wafat di Gheil Yaman 1083 H, Keturunannya saat ini ada di Shour Yaman, Jakarta, Tanjung Karang, Palembang, Telangu/Madura, Bali dan Syihr.
  4. Umar Qutban, keturunannya ada di Gheil, Khusyaisya, Seiwun, Jogjakarta, Singapura, Jakarta, Kupang.

BIOGRAFI AL HABIB ABIL QHOITS BIN AHMAD BIN UMAR AL AHMAD AS SYAHID AL FAQIH (BAL GHOITS)

Sekilas Mengenai Keluarga Al Habib Abil Qhoits bin Ahmad bin Umar Al Ahmad As Syahid Al Faqih (Bal Ghoits).
Susun galur nasabnya adalah sbb:
Al Habib Abil Qhoits bin Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Muhammad bin Umar bin Abdurrahman bin Muhammad bin Ali bin Muhammad bin Ahmad As Syahid bin Muhammad Faqih Muqaddam bin Ali bin Muhammad Shohib Mirbat bin Ali Kholi' Qasam ........bin Rasulullah Muhammad S.A.W.
Al Habib Abil Qhoits bin Ahmad adalah generasi ke 29 dari Muhammad S.A.W.
Al Habib Abil Qhoits berputra 2 orang yaitu:
  1. Abdullah, keturunannya sudah tak tercatat lagi hingga saat ini.
  2. Ahmad Bal Qhoits, dari sinilah keluarga Bal Qhoits berasal.
Keturunan Bal Qhoits saat ini berpangkal pada Al Habib Umar bin Husin bin Muhammad bin Husin bin Alwi bin Ahmad bin Al Qhoits. Al Habib Umar bin Husin bin Muhammad bin Husin bin Alwi bin Ahmad bin Abil Qhoits, berputra orang yaitu:
  1. Husin, memiliki 2 putra yaitu:
  1. Thoha.
  2. Alwi.
  1. Abdullah, memiliki 3 putra yaitu:
  1. Usman.
  2. Abubakar.
  3. Gasim.
Dari sinilah keturunan Bal Qhoits berkembang hingga saat ini. Keluarga ini hanya terdapat di Banjarmasin dan tidak menyebar ke tempat lain dan juga dari segi jumlahnya/perkembangannya dalam jumlah kecil.
Keluarga ini tercatat rapi dibuku induk jilid 10 hal 182, dimana semua keturunan Al Bal-Qhoits ini harus melalui Al Habib Umar bin Husin bin Muhammad bin Husin bin Alwi bin Ahmad bin Abil Qhoits.
Karena jumlahnya yang kecil ditambah lagi penyebarannya yang hanya menempati satu daerah, maka keluarga ini tak begitu dikenal oleh keluarga Alawiyin lain.

BIOGRAFI AS SYECH AL IMAM AHMAD SYAHABUDDIN AL AKBAR

BIOGRAFI AS SYECH AL IMAM AHMAD SYAHABUDDIN AL AKBAR


Uraian mengenai keturunan As Syech Al Imam Ahmad Syahabuddin Al Akbar
As Syech Al Imam Ahmad Shahabuddin Al Akbar, lahir 887 H dan wafat di Tarim tahun 946 H. mempunyai 3 orang putra, yakni:
Umar, wafat di Tarim 957 H. keturunannya ada di Tarim. Mempunyai 4 orang putra yaitu :
  1. Husin, wafat di Tarim 997 H, mempunyai 4 orang putra kemudian terputus.
  2. Ali, wafat di Tarim 991 H, keturunannya terputus pada generasi ke 3.
  3. Abdullah, wafat di Makkah 992 H, keturunannya terputus pada generasi kedua.
  4. Syahabuddin, wafat 982 H mempunyai 3 orang putra yakni:
  • Abdurrahman, keturunannya terputus.
  • Muhammad, keturunannya terputus.
  • Umar Al Mahjub, keturunannya tersebar ke Malabar, Taliwang (Sumbawa), Dzofar (Oman), Palembang, Gresik, Tarbeh, India dan Abi Aris.
Muhammad Al Hadi As Syahid, wafat Syahid di India 971 H. Mempunyai 4 orang putra yaitu:
  1. Alwi, terputus.
  2. Ahmad, mempunyai anak Umar Al Mahzub, terputus.
  3. Husin, keturunannya dalam jumlah kecil tersebar di Aden dan Tarim.
  4. Idrus, keturunannya masuk India kemudian tersebar ke Pekalongan, Bulungan, Singapura, Bogor, Jakarta dan Palembang. Keturunan ini sebagian besar memakai gelar Syahabuddin/Shahab, sebagian kecil memakai gelar Al Hadi Al Ahmad Syahabuddin Al Akbar.
Abdurrahman Al Qadhi, lahir 944 dan wafat di Tarim 1041 H. Mempunyai 5 orang putra yakni:
  1. Abubakar, wafat di Tarim 1061 H, keturunannya tersebar di Malabar, Jakarta, Pekalongan, India dan Palembang.
  2. Umar, mempunyai anak Abdullah (wafat di Besuki 1067 H), Abdullah mempunyai anak Muhammad (wafat 1088 H), keturunannya terputus.
  3. Muhammad Al Hadi, wafat di Tarim 1040 H, keturunannya tersebar di Aden, Malaka, Gresik, Malabar, Tarim, Bogor, Pulau Pinang, Banjarmasin, Samarinda, Sumbawa, Ampenan, Surabaya dan Palembang.
  4. Abdullah, datuk dari Al Hadi bin Ahmad yang ada di Malabar. 
  5. Ahmad Syahabuddin Al Asghor, wafat di Tarim 1036 H, mempunyai 4 orang putra yakni:
  • Umar, terputus.
  • Abdullah, terputus.
  • Husin, keturunannya terputus.
  • Muhammad, wafat di Tarim 1100 H. mempunyai 4 orang putra yakni:
  1. Idrus, wafat di Tarim 1163 H. keturunannya menyebar di Malaka, Kedah, Pulau Penang, Palembang (Pegayut). Kelompok ini dipanggil dengan Al Zein bin Idrus Syahabuddin.
  2. Ali, wafat di Tarim 1104 H. mempunyai 4 orang putra yakni :
  • Ahmad, wafat waktu kecil di India, terputus.
  • Muhdhor, keturunannya terputus pada generasi ke 2.
  • Idrus, wafat di Tarim Jumadil Awwal 1128 H, kelompok ini di panggil dengan Al Bin Idrus Syahabuddin. keturunannya tersebar di Tarim, Gresik, Jakarta, Pekalongan, Dhamun (Hadramaut), Solo, Singapura, Surabaya, Batu Pahat (Kalimantan), dan Palembang.
  • Muhammad wafat tahun 1107 H mempunyai 3 orang putra yakni:
  1. Ahmad, (wafat di Thoif), mempunyai seorang putri, keturunannya terputus.
  2. Syech, wafat di Tarim 1173 H. keturunannya tersebar di Tarim, Bogor, Jakarta, Banyuwangi, Dhamun (Hadramaut), Pekalongan, Bangka dan dalam jumlah yang sangat besar di Palembang. Di dalam keluarga Syahabuddin, keluarga ini disebut Syahabuddin Al bin Syech.
  3. Husin, wafat di Tarim 1144 H. keturunannya tersebar di Pulau Penang, Kedah, Banjarmasin, Pekalongan, Muar (Malaysia), Cirebon, Toboali (Bangka), Jakarta, Semarang, Singapura, Madura, India, Amman dan dalam jumlah yang sangat besar mereka ada di Palembang. Di dalam keluarga Syahabuddin, keluarga ini disebut Syahabuddin Al bin Husin. Al Habib Husin ini berputra 2yaitu:
  • Muhammad Az Zhahir (wafat di Palembang), keluarga ini disebut sebagai "Syahabuddin Az Zhahir bin Husin"
  • Abdullah, wafat di Tarim 1183 H.
Di dalam keluarga Syahabuddin keluarga ini disebut "Syahabuddin Al bin Husin"
  1. Umar, wafat di India, keturunannya dalam jumlah sedikit ada di Oman.
  2. Ahmad Syahabuddin, mempunyai anak Muhammad Al Masyhur (datuk dari Al Habib Mufti Hadramaut shohibul Fatwa As Syech Abdurrahman bin Muhammad bin Husin Al Masyhur). keturunannya ada di Jakarta, Singapura, Surabaya, Sailon, Tarim, Sumenep, Palembang dan Batu Pahat (Banjarmasin). Keluarga ini didalam ilmu nasab disebut "Al Masyhur Syahabuddin".